Minggu, 09 November 2008

PERBAIKAN KALIMAT EFEKTIF

Blog ini dikhususkan bagi kalian yang berminat memperbaiki hasil kompetensi belajar. Sifatnya manasuka-sukarela, namun wajib bagi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebagimana telah ditetapkan.

Jumat, 07 November 2008

PUISI-PUISI PILIHAN KARYA SISWA-SISWI XII IPA 1 0809

Puisi itu memang indah. Puisi itu memang bermakna. Puisi itu memang luas. Puisi itu memang kaya hakikat hidup dan kehidupan. Puisi itu penuh nuansa romantika kehidupan. Wujudkanlah bahwa engkau ada. Selamat berkarya.

RUBRIK TANGGAPAN ATAS WACANA

Tanggapan kalian berikan dalam blog ini dengan langkah dan prosedural yang benar! Penilaian ditujukan pada kejelian kalian melihat opini penulis, menilai aspek kelemahan berpikirnya dengan jalan mengembalikan terlebih dahulu ke dalam silogisme, kemudian berikanlah tanggapan atas keranga berpikir penulis dengan rumusan bahasa yang sopan dan tepat serta kondusif. Berikanlah judul yang tepat dan menarik diikuti wacana tanggapan kalian dalam kemasan sistematika gagasan serta kecerdikan berpikir.

Minggu, 02 November 2008

MEMBERIKAN TANGGAPAN

LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN XII

Kompetensi dasar: Siswa mampu memberi tanggapan secara cerdas, cermat, dan tepat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
Indikator:
Siswa mampu menganalisis kerangka berpikir suatu pendapat.
Siswa menemukan dasar berpikir suatu pendapat.
Siswa mampu memenukan kebenaran suatu pendapat.
Siswa menemukan kelemahan suatu pendapat.
Siswa memberi tanggapan secara tepat dan proporsional sesuai dengan konteks masalahnya.

Bacalah dengan cermat dan teliti wavana berikut ! Analisislah kerangka berpikir pendapat tersebut kemudian telitilah kebenaran dan kelemahan gagasannya! Berdasarkan hal tersebut berilah tanggapan secara tepat dan proporsional sehingga berguna demi pengembangan gagasan secara luas berikutnya!

1. Mensyukuri Anggaran Pendidikan
Oleh redaksi
Kamis, 21-Agustus-2008, 08:59:01

Dalam pidato kenegaraan Rapat Pleno DPR Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan bahwa dalam RAPBN 2009 alokasi untuk anggaran pendidikan dinaikkan menjadi 20 persen. Ini tentu kabar menggembirakan khususnya bagi kalangan pendidik. Walaupun di tengah kondisi keuangan yang berat, namun pemerintah SBY rupanya tidak ingin APBN 2009 nanti dikatakan inkonstitusional, karena tidak mengalokasikan anggaran pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi.

Anggaran bidang pendidikan itu terdiri atas anggaran untuk Departemen Pendidikan Nasional Rp 51,9 triliun, anggaran pendidikan Rp 69 triliun, tambahan anggaran pendidikan Rp 46,1 triliun serta anggaran yang ada dalam Dana Alokasi Umum untuk pemerintah provinsi sekitar Rp 20 triliun. Kenaikan anggaran bidang pendidikan di antaranya akan digunakan untuk menaikkan tunjangan fungsional guru menjadi minimal Rp 2 juta per bulan. Sekolah-sekolah kejuruan mendapat perhatian pemerintah. Untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja terampil guna semakin menunjang pertumbuhan industri, pemerintah juga akan meningkatkan mutu sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK). Kesejahteraan para peneliti juga akan ditingkatkan. Dan akan lebih banyak lagi beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa berprestasi.
Tidak hanya kalangan guru dan peneliti yang kesejahteraannya akan ditingkatkan. Pemerintah pun merencanakan akan menaikkan gaji dan pensiunan PNS, TNI/Polri rata-rata 15 persen. Dengan kenaikan ini, maka PNS golongan terendah akan mendapatkan take home pay minimal Rp 1,7 juta per bulan. Bahkan pemerintah juga berencana akan memberikan gaji ke-13. Walaupun agak terlambat, kita patut bersyukur, akhirnya pemerintah mau juga mendengarkan perjuangan kalangan pendidik.
Selama ini, pemerintah memang agak pelit untuk mengalokasikan anggarannya untuk kepentingan pendidikan. Bahkan, dalam APBN sebelum 2008 pun, anggaran untuk menyiapkan kualitas sumber daya manusia ini masih di bawah 15 persen. Kita juga pantas mengucapkan selamat kepada Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan beberapa individu guru yang telah berhasil menekan pemerintah sehingga mau mengalokasikan anggarannya sebesar 20 persen untuk pendidikan setelah gugatan PGRI ke Mahkamah Konstitusi dikabulkan dan MK menyatakan bahwa APBN-P 2008 bertentangan dengan UUD 1945, karena rasio anggaran pendidikan hanya 15,6 persen. Kita berharap, dengan anggaran Rp 224 triliun, dunia pendidikan Indonesia akan lebih maju lagi.
Dengan kenaikan gaji pokok dan tunjangan fungsional, diharapkan para guru akan lebih giat lagi mengajar dan mendidik seluruh siswanya agar menjadi siswa yang berkualitas. Dengan banyaknya beasiswa, akan semakin banyak lagi anak-anak cerdas yang bisa menyelesaikan pendidikannya minimal hingga ke jenjang S-1 walaupun orang tuanya tidak mampu. Selama ini tingkat kesejahteraan guru di republik ini memang sangat rendah, sekalipun dibandingkan dengan guru-guru di Malaysia atau Singapura.
Tidak sedikit guru yang menyambi menjadi pedagang, tukang ojek, dan lainnya, hanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan keluarganya. Akibatnya perhatiannya terhadap perkembangan kualitas anak didiknya menjadi terabaikan. Dan sekarang hal ini tidak harus terjadi lagi. Burhan Nasution Jl. Walisongo X/9 Bojonggede Bogor


2. Pendidikan yang Berkeadilan
Oleh redaksi
Selasa, 15-Juli-2008, 09:41:46


Pendidikan yang baik dan berkeadilan adalah das sollen. Potret buram pendidikan nasional kita saat ini, adalah das sein. Das sein pendidikan menggugah kesadaran kita semua bahwa ketidakadilan sosial ekonomi dalam bidang pendidikan telah menghambat kamajuan dan pemerataan pendidikan. Betapa tidak, berbagai polemik tampak menyeruak secara bertubi-tubi ke hadapan kita. Ada siswa gantung diri karena tidak mampu bayar SPP, pemisahan kelas dalam golongan kaya-miskin, pro dan kontra RUU BHP, sampai pada liberalisasi pendidikan dan terbatasnya akses pendidikan masyarakat miskin.

Oleh OKY SYEIFUL RAHMADSYAH HARAHAP
Padahal, hak warga negara akan akses pendidikan mempunyai dasar hukum yang kuat. Pasal 31 (1) UUD `45, Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pasal 5 (1) UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pasal ini memperkuat posisi warga negara dalam memperoleh kesempatan pendidikan.
Memasuki tahun ajaran baru, kecenderungan pendidikan mahal membuat para orang tua (calon) siswa/mahasiswa harus mengalokasikan setumpuk uang untuk membayar biaya pendidikan dan sumbangan ini-itu. Mungkin, bagi golongan the have (kalangan berduit), hal ini tidak terlalu merisaukan. Apalagi demi masa depan sang anak agar dapat belajar di sekolah/perguruan tinggi favorit. Beberapa perguruan tinggi negeri favorit pun dalam tahap seleksi telah membuka jalur khusus di luar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hal ini tentu saja merupakan angin segar kepada kalangan the have. Permasalahannya menjadi berbeda ketika realitas ini harus dihadapi oleh kalangan the have not.
Apalagi, jika sang anak secara akademis tidak cemerlang atau biasa-biasa saja. Mereka harus berjuang pada jalur SNMPTN yang sangat kompetitif. Jika berhasil pun, mereka masih dihadapkan pada persoalan pembayaran SPP setiap semesternya. Refleksi pendidikan menggugah kesadaran kita bahwa selama puluhan tahun, pendidikan tampak berpihak hanya kepada golongan the have dan individu-individu yang cemerlang secara akademis. Padahal kebanyakan masyarakat, calon peserta didik berasal dari kalangan biasa-biasa saja dan kalangan menengah ke bawah (baik secara akademik maupun ekonomis), tetapi punya kesadaran dan keinginan kuat untuk maju.
Realitas pendidikan yang hanya dapat diakses oleh segolongan orang, harus mulai diubah. Jangan sampai yang pintar semakin pintar, yang bodoh semakin bodoh; yang kaya bertambah kaya, yang miskin bertambah miskin. Seyogianya, pendidikan adalah untuk semua kalangan, yaitu siapa pun yang memiliki motivasi kuat untuk belajar; menembus batas SARA, batas geografis, batas ekonomis. Kepada mereka ini kesempatan untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi patut diberikan. Neoliberalisme Realitas saat ini menunjukkan pendidikan telah menjadi barang yang luks (mewah). Bahkan tak ubahnya sebuah komoditas. Dapat diekspor dan diimpor, dibungkus dalam kemasan semenarik mungkin dan tentunya dengan marketing yang andal agar mampu meraih konsumen.
Washburn (2005) mengemukakan bahwa Academic administrators increasingly refer to students as consumers and to education and research as products. Inilah era pasar bebas, yaitu suatu era yang membuat peran negara semakin dieliminasi untuk ikut campur mengatur dan memengaruhi harga. Memang, lembaga pendidikan merupakan bagian dari sistem sosial, ekonomi, dan politik yang ada. Jika sistem yang dominan saat ini adalah menguatnya kebijakan neoliberalisme, yang diwujudkan melalui privatisasi semua public goods, termasuk pendidikan, sulit untuk berharap lembaga pendidikan mampu berperan sebagai badan independen untuk berdaya kritis terhadap rezim neoliberalisme.
Ada gejala yang kuat menunjukkan, lembaga pendidikan tengah mengembangkan diri menjadi suatu industri yang mengikuti logika kapitalisme pasar bebas, yang memosisikan peserta didik sebagai pasar dan ilmu pengetahuan maupun karya ilmiah sebagai komoditas. Artinya, lembaga pendidikan mulai bergeser dari yang semula didukung negara untuk pemenuhan hak-hak pendidikan dan mencerdaskan bangsa, menuju pada industri yang dikembangkan dan dikelola dengan sepenuhnya mengikuti logika permintaan dan penawaran pasar bebas. Makna pendidikan pun telah bergeser.
Pendidikan yang (mestinya) merupakan penggalian potensi diri baik yang manifes maupun yang laten, pembukaan cakrawala berpikir tentang realitas kehidupan, menumbuhkembangkan jiwa dan pola pikir merdeka yang tidak menghamba pada materi. Kenyataannya, lembaga pendidikan cenderung hanya memberikan pengajaran kepada peserta didiknya, tanpa melakukan proses pendidikan. Kecenderungan pengajaran konservatif menciptakan prototipe peserta didik yang baik: belajar teori secara tekun, menghafal sebanyak mungkin buku, manut terhadap isi buku dan ucapan sang dosen, lulus secepat-cepatnya, kemudian bekerja mencari uang sebanyak-banyaknya.
Pengembangan ilmu, daya kritis, kecerdasan sosial, kerelaan berkorban, keberpihakan terhadap kaum tertindas, menjadi kata-kata usang yang tidak populer. Makna dan tujuan pendidikan mengalami deviasi. Mansour Fakih (2002) mengemukakan, lembaga pendidikan perlu melakukan berbagai usaha transformasi didalam diri mereka sendiri sebelum mampu melakukan transformasi sosial secara luas. Yakni membongkar struktur tidak adil dan relasi yang tidak demokratis di dalam dunia kegiatan belajar-mengajar lebih dahulu. Ini berarti menggugat watak otoriter dan feodalisme didalam lembaga pendidikan. Untuk mewujudkannya, diperlukan usaha kolaboratif stakeholder pendidikan untuk bersama-sama melakukan transformasi relasi akademis mereka menjadi lebih demokratis.
Sepantasnya, pendidikan itu untuk semua kalangan, menembus batas kemampuan ekonomis. Kalangan tidak mampu pun berhak mendapat kesempatan dan bantuan meraih pendidikan yang lebih tinggi.*** Penulis, Sekjen Club of Bandung, pemerhati politik pendidikan.


3. Membangun Budaya Safety

Oleh redaksi
Kamis, 27-Maret-2008, 09:38:36

Bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) setiap tahun dicanangkan antara medio Januari dan Februari. Namun, bagai anjing menggonggong kafilah berlalu, lewat begitu saja. Artinya, aspek safety perlu diangkat ke level atas. Bila tidak, nyawa menjadi taruhannya. Safety saat ini belum membudaya. Pemahaman kita terhadap safety relatif buruk. Jangankan pegawai biasa, pejabat pemerintah/perusahaan pun sering tidak paham akan tanggung jawab mereka dalam menciptakan kondisi kerja yang selamat. Untuk mengenal tingkatan budaya safety, bisa dilihat beberapa contoh di bawah ini.

Oleh M. A. Bustomi Secara alami (naluriah), manusia memiliki insting untuk selamat. Sejak kecil, alam mengajarkan bahwa celaka itu tidak menyenangkan. Sifat ini pun akan mewarnai perilaku manusia dalam bekerja. Seterbelakang apa pun kita, pasti memiliki keinginan untuk selamat. Namun, patut disadari bahwa di dunia industri, telah masuk teknologi dan peralatan yang tidak sederhana. Tidaklah bijak bila perusahaan menggantungkan keselamatan karyawannya pada insting manusia (untuk selamat).
Menyelamatkan diri secala naluriah adalah tahap awal. Berikutnya, kategori pengawasan. Perusahaan telah memiliki kepedulian akan keselamatan kerja. Namun, komitmen manajemen belum kuat. Perusahaan bisa saja memiliki target safety, tetapi peranti untuk mengimplementasikannya belum komprehensif. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan relatif belum mendapat porsi. Dengan demikian, penerapan program safety sering kali bergantung pada faktor pengawasan. Sebagai contoh, implementasi program alat pelindung diri (APD) contohnya helm kerja, sering kali dianggap sebagai hal merepotkan dan tidak nyaman alias ribet.
Dengan kata lain, mandor ataupun safety officer harus bertindak seperti polisi yang tugasnya mengawasi karyawan. Sungguh pekerjaan yang kurang ideal. Tidak mungkin mandor akan mengawasi bawahannya terus -enerus, effort-nya terlalu besar dan risikonya terlalu tinggi. Selanjutnya, mandiri. Sistem keselamatan kerja sudah tersedia. Karyawan umumnya memiliki pemahaman baik tentang safety. Penerapan APD, misalnya, tidak dianggap hal merepotkan, tetapi merupakan kebutuhan. Dengan kata lain, penerapan aspek safety sudah terlaksana secara mandiri. Dalam budaya ini kita sudah bicara tentang kualitas, helm kerja tak sekadar dipakai di kepala, tetapi harus memiliki standar yang baik.
Tugas mandor tidak lagi seperti polisi. Safety sudah terinternalisasi ke dalam diri karyawan. Terakhir, perilaku matang. Dalam tingkatan ini sudah tercipta kondisi di mana mempertahankan lingkungan kerja yang menjunjung keselamatan sudah menjadi milik bersama. Kondisi seperti ini akan terwujud bilamana di perusahaan tersedia program yang komprehensif untuk terlaksananya kondisi kerja yang selamat. You see it -- you own it, begitu istilah kerennya. Jadi, seorang karyawan akan berani mengingatkan temannya ataupun memberi masukan kepada manajemen tatkala ia melihat hal yang membahayakan. Fase inilah yang harus kita tuju. Memang tidak mudah, tetapi ini adalah tanggung jawab kita bersama, khususnya manajemen di semua lapisan kepemimpinan.
Manajemen keselamatan Safety adalah sistem manajemen yang mengatur tata laksana pengelolaan keselamatan kerja. Tujuan utamanya untuk menghindarkan kecelakaan. Di Amerika dikenal dengan PSM (Process Safety Management), di Indonesia namanya SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Komitmen akan K3 merupakan hal yang sangat penting dan mendasar di perusahaan. Tanpa komitmen manajemen, safety adalah nonsense. Safety merupakan tata nilai yang luhur sehingga tidak berlebihan bila dikatakan, perusahaan yang tidak menjunjung norma K3, maka manajemennya boleh dibilang tidak punya nurani.
Keselamatan karyawan adalah tanggung jawab perusahaan, dalam artian bahwa manajemen harus membangun sistem keselamatan kerja. Tercakup dalam SMK3 ini, di antaranya, identifikasi risiko, izin kerja (mengelola risiko pekerjaan), pemeliharaan peralatan, investigasi kecelakaan (untuk menghindari kecelakaan serupa pada masa yang akan datang), hingga ke sistem tanggap darurat. Bila aspek-aspek dalam SMK3 dilaksanakan, secara teoretis kecelakaan bisa dihindarkan. Di Indonesia, sebenarnya telah tersedia perundangan tentang keselamatan kerja yaitu UU No. 1/1970. Bahkan, untuk pengusahaan minyak dan gas bumi telah diatur melalui Mijn Politie Reglement (MPR) No. 341 yang diterbitkan tahun 1930.
Meski hal tersebut telah diatur sejak puluhan tahun lalu, ternyata kinerja keselamatan kerja antara satu dan lain perusahaan sangatlah bervariasi. Ada perusahaan yang sangat peduli, ada pula yang acuh-beybeuh. Artinya, pemerintah harus mengondisikan agar perusahaan menjalankan program keselamatan kerja. Di tingkat SMK3 inilah pemerintah harus melaksanakan perannya, melakukan fungsi kontrol karena merupakan kewajiban pemerintah untuk memberi perlindungan terhadap warga negaranya. Sayangnya, saat ini kontrol pemerintah terasa lemah. Safety diperhatikan tidak seperti aspek UMR (pengupahan), padahal keduanya sama-sama memiliki landasan hukum.
Pematuhan implementasi SMK3 seharusnya analog dengan pematuhan UMR. Bila pemerintah mengontrol pelaksanaan UMR, untuk SMK3 pun layaknya demikian. Selanjutnya, perlu dibangun ajang pertarungan kinerja safety dalam persaingan bisnis. Produk barang/jasa dari perusahaan yang safety performance-nya buruk, layak mendapat disinsentif dari konsumen. Lembaga keuangan pun sebaiknya memiliki kebijakan aliran finansial dikaitkan dengan kinerja K3. Bila hal ini disatukan, safety akan menduduki posisi yang dipentingkan. Untuk percepatan proses di atas, peran media massa perlu dioptimalkan karena sentilan pers akan punya arti tersendiri.
Last but not least, bangsa ini harus sadar bahwa negara maju sudah lebih dahulu menerapkan norma K3, mereka telah lebih siap bertarung manakala safety dijadikan unggulan dalam persaingan bisnis. Mari untuk tidak alon-alon asal kelakon, kita harus gesit dan pandai mengantisipasi kecenderungan global karena semua ini pada akhirnya akan memengaruhi daya saing produk Indonesia di perdagangan internasional. ***
Penulis, bekerja di perusahaan energi.


4. Arah Terorisme Kini Justru Semakin Brutal
Oleh redaksi
Kamis, 23-Oktober-2008, 06:41:17

Belum hilang ingatan kita tentang kedahsyatan dan kengerian yang luar biasa akibat serangan teroris yang diwujudkan dengan ledakan Bom Bali. Kini, aparat keamanan baru saja menggerebek rumah kontrakan di Kelapa Gading, Jakarta Utara dengan menemukan bahan peledak beserta perlengkapannya.

Bukan itu saja, pihak Kepolisian Republik Indonesia menyatakan, bahwa kelompok teroris yang ditangkap di Kelapa Gading, Jakarta Utara tersebut tengah mengincar depo minyak Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Seperti kita ketahui, Plumpang merupakan jalur penampung suplai minyak. Kalau itu bermasalah kita akan mengalami krisis energi, karena dari sanalah bahan bakar disebar. Jika serangan teroris itu benar-benar terjadi, maka tiga pulau akan mengalami krisis energi. Ketiganya adalah Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Apabila itu terjadi, maka yang rugi adalah umat muslim sendiri.
Tentunya hal ini membuat perkembangan akan terorisme menjadi hal yang tidak lazim. Kalau melihat kecenderungan yang selama ini terjadi, ada kepercayaan bahwa teroris di Indonesia memiliki jaringan dengan kelompok Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah. Kelompok-kelompok tersebut cenderung melihat sumber ancaman ada pada Amerika Serikat dan sekutunya. Sehingga, target serangan mereka pun negara-negara tersebut. Aset-aset yang dihancurkan biasanya adalah aset negara-negara kapitalis, semisal kantor kedutaan besar.
Bila melihat perkembangan tersebut, dapat dikatakan aksi terorisme kini sudah jelas-jelas membabi buta. Menurut saya, mereka hanya ingin menunjukkan eksistensi brutal tanpa mengindahkan dampak dan akibatnya. Bagaimana mungkin, bila seorang muslim bakal membunuh sesama muslim secara sadis.
Oleh karena itu, bagi aparat keamanan dan intelijen agar sedapat mungkin melakukan pengendusan sebelum kejadian, seperti kejadian di Palembang, Sumatera Selatan dan Kelapa Gading, Jakarta. Bravo aparat keamanan.
JENIFER WOWORUNTU Komp. Lenteng Agung Persada Kav. 54A JAKARTA SELATAN jenifer_w@plasa.com



5. Sosialisasi Pemilu Belum Maksimal
Oleh Jeffry
Minggu, 26-Oktober-2008, 06:21:33

Kurang lebih tinggal 5 bulan lagi hajatan pesta demokrasi 2009 akan dilaksanakan, namun masih banyak masyarakat belum mengetahui kapan pemilu dilaksanakan. Ketidaktahuan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu 2009 nampaknya karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Survei prapemilu yang dilaksanakan KPU bekerjasama dengan International Foundation for Electoral System, IFES-USAID menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia ternyata tidak mengetahui kapan bulan penyelenggaraan pemilu 2009 digelar. Survei tersebut telah memperlihatkan bahwa kinerja KPU dalam menyosialisasikan pemilu ternyata tidak maksimal. Endang Sulastri, anggota KPU bidang Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Jum’at (24/10), menyadari bahwa sosialisasi pemilu yang diterima oleh masyarakat memang belum maksimal.
Pasalnya, berdasarkan survey tersebut sebanyak 61 persen dari total 2.500 responden di 25 provinsi di Indonesia meyatakan tidak mengetahui kapan pemilu dilaksanakan. Hanya sekitar 12 persen yang bisa menjawab bulan penyelenggaraan pemilu dengan tepat, yaitu bulan April 2009. KPU menyadari bahwa kesuksesan pemilu termasuk didalamnya kesuksesan dalam sosialisasi. Survei KPU tersebut, selain mengungkapkan kurangnya sosialisasi, juga menunjukkan bahwa tingkat keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu cukup tinggi. Lebih dari 90 persen responden menunjukkan keinginan untuk terlibat dalam pemilu, mulai dari pilpres hingga pemilu anggota legislatif daerah.
Namun sayangnya, dalam survei ini menyebutkan tingginya keinginan untuk berpartisipasi tidak didukung dengan informasi yang cukup mengenai proses pemilu 2009. Hanya 2 persen yang mengaku banyak memperoleh informasi mengenai proses pemilu dan sekitar 54 persen mengaku tidak tahu sama sekali proses pemilu.
KPU sebaiknya lebih gencar lagi mensosialisasikan pelaksanaan pemilu 2009 kepada masyarakat luas diberbagai media. Selama ini sosialisasi pemilu tidak efektif, tidak tepat dalam memilih media, sehingga tidak sampai ke sasaran yang diinginkan.
Haendi, Bogor

6. Lebih Baik Tinggal DI Negeri Sendiri, Dari Pada Sengsara Di Negeri Orang
Oleh redaksi
Sabtu, 04-Oktober-2008, 01:18:04

Baru-baru ini, sekitar 100 warga Papua yang lari mengungsi ke negara tetangga Indonesia yaitu Papua Nugini menuntut Komisi Tinggi untuk Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) untuk memindahkan mereka ke Vanuatu. Akan tetapi, Richard Towle dari UNHCR menegaskan bahwa pihaknya menolak permintaan warga Papua tersebut. Para pengungsi Papua tersebut menyeberang ke Papua Nugini beberapa tahun lalu dan kini tinggal di kota Port Moresby. Tahun lalu, mereka diusir dari tanah sewaan yang mereka tinggali dengan tenda-tenda dan kain terpal.

Sebagai pengungsi bukanlah hal yang menyenangkan, selain kehidupan yang sangat memprihatinkan juga menyusahkan negara yang menjadi tempat pengungsian. Pelarian mereka ke negara orang bukan solusi yang tepat untuk dapat dukungan dari dunia internasional agar Papua terlepas dari Indonesia. Warga Papaua yang mengungsi ini pada awalanya berkeyakinan bahwa dengan mengungsi ke Papua Nugini mereka akan memperoleh bantuan makanan dan persenjataan dari PBB dan dari Pemerintah Papua Nugini.
Dengan bantuan persenjataan mereka berharap dapat melakukan serangan balik terhadap militer Indonesia yang sudah menguasai tanah Papua. Di pengungsian mereka ternyata tidak pernah mendapatkan bantuan senjata. Mereka hanya mendapatkan bantuan makanan dari PBB melalui UNHCR. Mereka ternyata hanya di tipu oleh kelompok OPM maupun Lembaga-lembaga Swadaya lokal maupun asing.
Kengototan mereka untuk tetap mengungsi di negeri orang tidak lain kerena mereka diperalat oleh LSM/NGO lokal dan asing yang tetap mempertahankan keberadaan mereka, untuk mendeskritkan Indonesia di mata dunia internasional, sehingga Papua dapat terlepas dari negeri tercinta ini. Ini terbukti pernyataan Palang Merah Internasional (ICRC) mengaku sulit memulangkan ribuan pengungsi asal Papua yang kini bermukim di berbagai tempat di negara tetangga, Papua Nugini (PNG). Kesulitan itu, terkait adanya lembaga lain yang telah menyatakan bertanggung jawab atas nasib para pengungsi tersebut.
Pemerintah Indonesia sangat terbuka untuk menerima mereka untuk kembali ke kampung halamannya. Pemerintah RI melalui Pemprov Papua bekerja sama dengan aparat keamanan (TNI/Polri) telah menyediakan pemukiman sehat dan bantuan peralatan pertanian bagi para pengunsi yang telah kembali, sehingga mereka betah membangun kampung halamannya. Kembalilah pulang ke kampung halaman, jangan tertipu oleh manisnya janji-janji OPM, LSM lokal maupu asing yang hanya memanfaatkan anda.
Lebih baik hidup negeri sendiri dari pada terlunta di negara orang. Mari membangun Papua berasama-sama lupakan keinginan untuk memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Yonas G

Selasa, 28 Oktober 2008

COBA, LIHATLAH HASILNYA!

No. Nama Skor Nilai
1 Adeline Novaria Pangestu 4 33
2 Aldo Salim 3 25
3 Brian Stefanus, Chan 5 42
4 Brigitta Steffi Valegata D.K.G. 7 58
5 Calvina Chandra 2 17
6 Christine Chandra 2 17
7 Cindy Prayogo 5 42
8 Endah Putri Wandari 6 50
9 Febrian Gunawan 2 17
10 Felicia Fanny 2 17
11 Filemon Rido Yasin 4 33
12 Gabriella Gunawan 4 33
13 Gerardus Ari Tubagus Angkasa 4 33
14 Gloria Marcella Morgen Wiria 3 25
15 Gregorius Evan Tumbu T.H.S. 3 25
16 Haryogi Wirawan Salim 2 17
17 Herputra Labune Gunawan 4 33
18 Herry Tanamal 4 33
19 I Gusti Bagus Aginda D. 2 17
20 Inez Wijaya 4 33
21 Jesslyn Claresta 3 25
22 Jovian Johny 4 33
23 Junita Rosliacova 2 17
24 Juvita 2 17
25 Kerubin Suryaatmaja S. 3 25
26 Kiki Sumanti 2 17
27 Lenni 5 42
28 Malvin Hariyanto Sutanto 5 42
29 Marchy Tio Pandapotan 3 25
30 Maria Lily Kesuma 4 33
31 Melia Suryani 4 33
32 Michael Darmawan 0 0
33 Mirayunitha Pandora 3 25
34 Nanie Intan Pratiwi 3 25
35 Netti Herawati 3 25
36 Novianty Kosasih 5 42
37 Rifan Agustian 2 17
38 Suryana 2 17
39 Sylvia 6 50
40 Vincentia Aprilia Stephanie G. 4 33

Rabu, 15 Oktober 2008

LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN KALEF 1

LKS KALEF XII IPA
Standar kompetensi :
Siswa mampu menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa secara benar dan tepat sebagai hasil proses berpikir yang cermat
Kompetensi dasar :
1 Siswa mampu menggunakan kesepadanan kalimat secara tepat dan benar;
2 Siswa mampu menggunakan keparalelan kalimat secara tepat dan benar
3 Siswa mampu menggunakan kehematan kata dalam kalimat secara tepat dan benar
4 Siswa mampu menggunakan keterpaduan gagasan dalam kalimat secara tepat dan benar
5 Siswa mampu menggunakan kalimat dengan sistem ejaan dan penalaran yang benar

Perbaikilah kalimat-kalimat berikut menjadi kalimat yang efektif!

  1. Salah satu ciri logam yaitu memuai jika dipanaskan.
  2. Sungguhpun semua lini perusahaan memiliki kompetensi yang baik, tetapi simpati masyarakat lingkungan amat diperlukan.
  3. Kepada semua anggota yang belum membayar iuran anggota harap menemui ke Ibu Bendahara.
  4. Pada suatu wilayah di mana tanaman dapat tumbuh subur, jamur ini dapat berkembang biak dengan amat cepat sekali
  5. Karena kondisi lingkungan dan keterbatasan potensi sumber daya manusia, maka proyek pengembangan dunia jasa tekologi informasi mengalami kesulitan.
  6. Dari sekian data kasus memperlihatkan tentang perlunya penjagaan secara ketat terhadap penebangan kayu di hutan-hutan wilayah kita.
  7. Kondisi realistis yang penulis ingin paparkan adalah mengenai kaitan logis antara pemanasan global dengan kadar zat ozone yang semakin menipis.
  8. Pengeluaran biaya kegiatan pengembangan pendidikan di wilayah ini semuanya ditanggung oleh pemerintah kabupaten.
  9. Bila harga BBM dinaikkan, semua barang pasti mengalami kenaikan juga.. Sedangkan daya beli masyarakat dan petani tidak ada perubahan.
  10. Aksi unjuk rasa kaum buruh tidak ada tujuan lain, kecuali demi untuk memperjuangkan keadilan dan nasib mereka kalangan bawah.
  11. Target kita tahun ini ialah meningkatkan jangkauan marketing, perluasan wilayah distribusi, dan menata ulang bentuk layanan masyarakat pemakai.
  12. Pengurus cabang perusahaan itu bulan ini mengadakan kegiatan tersebut berdasarkan atas kesepakatan musyawarah akhir minggu lalu.
  13. Kayaknya kita sudah pada tahu, fase usia remaja merupakan masa di mana manusia sedang mengalami perkembangan begitu pesat, baik fisik, psikologis, dan sosial.
  14. Pada masa ini pula ketertarikan dengan lawan jenis juga muncul dan berkembang.
  15. Dewan tetap harus belajar berpikir dan melangkah secara simultan di mana pada masa globalisasi nanti beberapa fenomena-fenomena bermunculan yang kadang diabaikan.
  16. Banyak persoalan-persoalan yang kemudian muncul di antara mereka dalam menjalani dan menapakkan perjalanan kisah kasih asmaranya.
  17. Para generasi muda Indonesia sekarang banyak yang belum mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
  18. Dengan naiknya anggaran pendidikan ini akan memberikan dampak positif dalam mengembangkan sumber daya manusia.
  19. Meskipun Barcelona terus melancarkan serangan, tetapi gawang Real Madrid tak dapat dibobolkan.
  20. Hal itu sama sekali tidak berdasarkan pada kenyataan yang dihadapi oleh departemen yang diasuhnya.
  21. Unjuk rasa aksi massa masih ada, tapi sangat terbatas sekali pada kemampuan olah fisik.
  22. Kedua kubu itu saling bantah-membantah bahwa mereka tidak merupakan bibit persoalan konflik sosial.
  23. Nepostisme adalah merupakan suatu penyelewengan jabatan sehubungan dengan kekerabatan dalam formasi kepegawaian dan peluang usaha.
  24. Menurut Deputi Kepala Badan Pusat Statistik bidang Statistik Distribusi menekankan bahwa laju deflasi bulan Oktober tercatat hanya sebesar 0.27 prosen.
  25. Sejarah riwayat daripada perjuangan dan pertumbuhan bangsa ini ikut memberi dasar dan arah dari politik kita yang bebas dan aktif.
  26. Berhubung saya sakit dan di rumah sakit, maka hari ini saya tak dapat masuk kantor.
  27. Anak jenderal yang terlibat dalam kasus narkoba itu sampai kini masih dirawat di rumah sakit.
  28. Dalam masyarakat postmodern pun mengenal adanya masa transisi yang menyulitkan kebersikapan.
  29. Dari angka-angka pengumpulan suara itu menunjukkan suatu kesimpulan kasar bahwa di daerah pinggiran kota calon wali kota dari koalisi beberapa partai kecil mengungguli calon dari Golkar.
  30. Memecahkan masalah itu perlu konfirmasi berbagai pihak sehingga tidak membingungkan, tidak rancu, tidak jelas.
  31. Begitu setelah diketahui menggunakan ganja, polisi langsung membawa orang itu ke kantornya.
  32. Dihimbaukan dengan kegiatan tersebut dapat meringankan beban peran serta masyarakat setempat dalam pendidikan.
  33. Akibat luapan lumpur itu telah membobolkan tanggul yang panjangnya kurang lebih 300 meter sehingga menghambat perjalanan kereta api jurusan Surabaya.
  34. Berdasarkan laporan kami di Karanganyar mengabarkan bahwa para korban tanah longsor belum seluruhnya berhasil dievakuasi.
  35. Mulai sejak waktu itulah kesebelasan Juventus kedodoran dalam menghadapi serangan gencar tim lawan.
  36. Sejumlah dana kegiatan kemanusiaan tersebut seluruhnya berasal dari rasa simpati segenap anggota-anggota masyarakat.
  37. Berpacaran berarti upaya mencari seorang teman dekat dan di dalamnya terdapat hubungan belajar mengkomunikasikan kepada pasangan, membangun kedekatan emosi, dan proses pendekatan kepribadian.
  38. Berdasarkan semua data-data tersebut memperlihatkan kepada kami tentang perlunya langkah-langkah preventif tindakan-tindakan kriminal.
  39. Fenomena yang penulis ingin bahas dalam pertemuan ini adalah tentang pengaruh globalisasi terhadap perilaku budaya remaja.
  40. Tentang siapa yang menjadi menteri di kabinet sekarang kami sedang bicarakan dalam rapat komisi.
  41. Mereka-mereka itu tidak tahu dari mana semua barang-barang tersebut berasal.
  42. Setelah ditegaskan berulang-ulang oleh pihak yang berkompeten, mereka baru memahami mengenai problema-problema yang dihadapi oleh mereka.
  43. Apa saja yang dinyatakan oleh Ketua Kelas selalu menimbulkan kontroversi perbedaan pendapat dari berbagai pihak.
  44. Kursi dari rotan di daerah Sumatera Selatan telah berhasil menembus pasaran tingkat dunia meski masih terus harus dibenahi.
  45. Para intelektual Indonesia masih banyak yang belum berpemikiran postmodern dan merasa terikat oleh keterjebakan sistem pemerintahan.
  46. Seandainya engkau ingin sukses dan berhasil, jangan kau acuhkan nasihat kedua orang tuamu maupun para guru-gurumu.
  47. Kemudian berpacaran biasanya dimulai dengan mebuat janji, dating, lalu bikin komitmen tertentu dan bila di antaranya remaja ada kecocokan, maka akan dilanjutkan dengan berpacaran.
  48. Akibat tindak kejahatan yang semena-mena kini di mana-mana akhirnya tersu diparoli oleh pihak kepolisian.
  49. Karmila adalah gambaran sososk pribadi karyawan yang sangat rajin benar.
  50. Memng harus diakui, demikain banyak teman-teman kita yang belum pernah pacaran.
  51. Bingkisan ini sebenarnya ditujukan untuk ayahmu, jangan kau pindahkan!
  52. Pacaran sih emang udah sering dibahas, cuman diskusi kita kali ini lebih oke, karena kita bakalan ngeliat data yang berupa angka perilaku remaja kita kalau pacaran.
  53. Sekian sambutan dari saya dan atas bantuan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu semuanya saya ucapkan banyak terima kasih.
  54. Sebelum mengikuti ujian, terlebih dahulu tentukanlah jadwal belajar.
  55. Daerah dari mana asal sayur mayur itu didatangkan terletak jauh di pedalaman.
  56. Kasus Bulog belum diselesaikan oleh pemerintah. Bahkan muncul kasus Sjahril Sjabirin menjadi tersangka.
  57. Reuni ini diadakan agar supaya ada kontak-kontak langsung antara para alumnus-alumnus.
  58. Kita-kita ini kurang mempunyai sistem manajerial yang baik, tetapi memiliki semangat yang besar.
  59. Outwar bound bertujuan memperkenalkan lingkungan, ramah lingkungan, dan problem solving masalah lingkungan.
  60. Ditinjau dari segi ekonomi, persoalan yang dihadapi kalangan industri kecil adalah adanya keterbatasan modal yang dimiliki.
  61. Pesawat yang harganya sangat mahal sekalipun akhirnya ia berhasil menjangkaunya, meskipun akhirnya menimbulkan pertanyaan berbagai kalangan.
  62. Kemajuan peradaban dan teknologi sangat terpengaruh oleh kepandaian para lmiawan dan industriawan dalam memajukan teknologi.
  63. Pemerintah kota sudah memperkirakan sejak dari awal mengenai munculnya pedagang-pedagang kaki lia yang tak beraturan.
  64. Setelah dipastikan terlibat dalam kasus narkoba, aparat keamanan segera meringkus Roy Marten.
  65. Para pemuka pemimpin birokrasi departemen yang dipimpinnya sibuk membahas tentang bencana alam yang sepertinya mengharubirukan Indonesia belakangan ini.
  66. Pelajar dan mahasiswa minta kenaikan ongkos angkutan sesuai ketentuan yang berlaku.
  67. Konflik antarlapisan golongan antaretnis sebenarnya adalah merupakan kebusukan luka lama hati masyarakat yang selama Orde Baru berkuasa tersumbat tak tersalurkan..
  68. Hakikat persoalan keadilan di negara kita yang belum terwujudkan ini tidak hanya terbatas pada masalah kemiskinan kaum kecil saja.
  69. Kalanan pers sendiri tidak tahu di mana para korban tanah longsor itu dievakuasi.
  70. Sebagain besar menteri yang terpilih berjanji akan datang dalam peresmian monument itu. Asalkan tidak ada halangan dan hambatan dari departemen masing-masing.
  71. Secara horizontal sosial perkembangan usia remaja ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan dengan orangtuanya. Sehingga remaja biasanya akan semakin mengenal komunitas luar dengan melalui jalan interaksi sosial yang dilakukannya di sekolah, pergaulan dengan sebaya maupun masyarakat luarDari penyidikan itu membuktikan bahwa terdakwa terbukti melanggar ketentuan hukum.
  72. Menurut informasi Sriwijaya Post mengatakan bahwa korban gempa bumi di tanah longsor di Bengkulu itu ditangai oleh Pemda setempat dengan baik.
  73. Bagi para anggota DPR yang belum menyerahkan data kekayaan pribadi dimohon segera mengumpulkan kepada Sekretariat Dewan.
  74. Lebih dari tiga kali pegawai itu diperingati atasannya agar tidak terlambat masuk jam kerjanya.
  75. Karena masyarakat Jakabaring merasa oleh kebijakan pemerintah daerah, mereka secara beramai-ramai bersama-sama memprotes ke Kantor Gubernur

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif merupakan cara penyampaian gagasan secara tertulis, nalar-logis, tepat sesuai dengan tujuan dan isi pembicaraan, hemat pemakaian kata-kata, memenuhi standar kebahasaan sehingga mudah dimengerti oleh penerima gagasan. Secara struktural kalimat efektif merupakan pola kalimat yang hemat kata, tepat guna, dan benar nalar. Oleh sebab itu, pilihan kata senantiasa tepat sesuai dengan tujuan dan isi yang dimaksud.

Keefektifan kalimat dilihat dari segi:

1. Kesepadanan
1.1 memiliki S-P yang jelas
Maksudnya struktur kalimat minimal S dan P. Pelengkap dan objek sangat ditentukan oleh karakter predikat yang digunakan.

1.2 di depan S tidak boleh ada kata depan
Keberadan preposisi di depan nomina (yang kemudian menduduki jabatan subjek kalimat) dapat mengubahnya menjadi frasa preposisional. Akibatnya akan mengubah struktur frasa tersebut menjadi K (keterangan), bukan S (subjek).

Dipoyono mengatakan bahwa kenaikan harga pasar amat ditentukan juga oleh fluktuasi
S P (konj.) O
barang.


Menurut Diyono => frasa preposisional => K

1.3 di depan P tidak boleh ada kata penghubung yang
Keberadaan yang akan mengubah status P menjadi S.

Anak-anak membeli mainan itu.
S P O

Bila diberi yang di depan P (membeli) berubah menjadi: Anak-anak yang membeli mainan itu. P S

1.4 tidak menggunakan S ganda dalam kalimat majemuk

Bila Pastor Theodorus Borst sekali lagi ditolak, ia akan berhenti mengajukan
(konj.) S P S P
permohonan pindah.

O
1.5 tidak menggunakan kata yang searti terpadu sama fungsi
Misalnya: bertujuan untuk, bermaksud agar, agar supaya

1.6 konjungsi subordinatif tidak boleh digunakan dalam kalimat tunggal, apalagi di awal kalimat. Secara struktural hal tersebut tidak mungkin dimunculkan sebab konjungsi subordinatif hanya dipakai dalam kalimay majemuk bertingkat.

Contoh salah
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang. Sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.

Contoh benar
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.

2. Keparalelan
Hal ini biasanya muncul dalam tipe kalimat mejamuk, baik kalimat majemuk koordinatig maupun kalimat majemuk subordinatif. Dalam jabatan struktur yang sama, misalnya S, P, O, digunakan klasifikasi jenis kata yang sama sehingga tidak terjadi kerancuan bentuk.

Contoh salah:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, pemasangan lampu gerbang, memberesi pagar belakang, dan pembersihan kamar mandi.

Contoh benar:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, memasangan lampu gerbang, membereskan pagar belakang, dan membersihkan kamar mandi.


3. Kehematan dalam pemakaian kata atau frasa

3.1 menghindarkan pemakaian bentuk jamak berlebihan sehingga rancu maknanya
Contoh salah:
Beberapa orang-orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.

Contoh benar:
Beberapa orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.

3.2 menghindarkan pemakaian dari dan daripada atau preposisi yang tidak tepat
Contoh salah:
Tugas daripada Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.

Contoh benar:
Tugas Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.

3.3 penghilangan penggunaan kata-kata yang berlebihan
Contoh salah:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.

Contoh benar:
Disiplin diri merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.

4. Keterpaduan gagasan=> tegas dan lugas
4.1 Hindarkan kalimat bertele-tele!
Contoh salah:
Penanganan masalah daripada keterbelakakangan teknologi harus kita antisipasi secara bijaksana yang mana pada giliran berikutnya rakyat, bangsa, dan negara kita memiliki kemajuan teknologi yang bisa menaikkan harkat, derajat, dan martabat bangsa.

Contoh benar:
Masalah keterbelakangan teknologi harus kita antisipasi dengan bijak agar kita bias maju demi harkat dan martabat bangsa.

4.2 Hindarkan pasangan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, tetapi terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
Contoh benar:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, melainkan terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.

4.3 Gunakan pola aspek yang tepat!
Contoh salah:
Perkembangan kompoetensi siswa itu sangat cepat sekali, hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.
Contoh benar:
Perekembangan kompetensi siswa itu sangat cepat hingga mampu mengikuti program akselerasi.


5. Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata
Contoh salah:
Pencuri kendaran bermotor itu berhasil ditangkap polisi setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.

Contoh benar:
Polisi polisi berhasil menangkap penduri kendaran bermotor itu setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.

6. Koherensi yang baik dan kompak
Contoh salah:
Ada satu kata asing pada judul tersebut, yang hingga dengan selesainya tulisan ini, saya tidak menemukan istilah yang pas sebagai penggantinya, serta muncul pada pertengahan penulisan, terinspirasi bacaan yang saya gunakan sebagai referensi.

Contoh benar:
Ada satu kata asing pada judul tersebut. Kata itu muncul pada pertengahan penulisan, terinspirasi bacaan yang saya gunakan sebagai referensi. Hingga dengan selesainya tulisan ini, saya tidak menemukan istilah yang pas sebagai penggantinya.

7. Cermat dalam tata tulis
Contoh salah:
Pemerintah dan pihak P.T Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan pengadilan negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Propinsi Kalimantan Timur atas KPC.

Contoh benar:
Pemerintah dan pihak PT Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas KPC.

8. Kepenalaran atau logika yang sahih dan benar
Contoh salah:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, petugas sipir segera membawa terdakwa ke dalam sel.

Contoh benar:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, terdakwa segera dibawa ke dalam sel oleh petugas sipir.





Bangau Bungalow
Doet-300806